Pemimpin Otentik Dibangun Melalui Pengalaman

Demam Pilkada yang memilih 171 kepala daerah Juni lalu masih belum reda. Tentu kita berharap bahwa yang kita pilih adalah pemimpin yang genuine, yang seperti iklan politiknya, yang konsisten antara apa yang dikatakan dengan yang dia kerjakan. Dengan kata lain, kita berharap agar yang kita pilih tersebut adalah betul-betul pemimpin yang otentik.

Berbeda dengan teori kepemimpinan lama, yang berorientasi pada “gaya” kepemimpinan, termasuk teori tentang “tokoh besar (the great man theory) dan kepemimpinan berbasis kompetensi (competency-based leadership), kepemimpinan otentik ini lebih banyak dijelaskan melalui proses (transformasi) dalam pembentukan atau pengembangannya.

Dalam monograf mengenai kepemimpinan otentik yang terbit tahun 2005, Alvolio, Gardner, dan Walumbwa (2005) bersepakat bahwa kepemimpinan otentik adalah pendekatan terhadap kepemimpinan yang menekankan pentingnya membangun legitimasi pemimpin melalui hubungan yang jujur dengan pengikut, yang menghargai masukan mereka, dan dibangun di atas landasan etika. Margarita Mayo, seorang profesor ahli kepemimpinan dalam bukunya, Yours Truly (2018), mengatakan bahwa pemimpin otentik adalah orang-orang positif dengan konsep diri yang jujur yang mempromosikan keterbukaan.

Continue reading

Please follow and like us:
0

Umpan Balik untuk Continuous Improvement

Dalam sistem manajemen kinerja yang umum, di awal tahun, setiap kepala divisi, kepala departemen, manajer, supervisor sibuk menetapkan standar kinerja atau target yang harus dicapai unit kerjanya di tahun tersebut. Begitu pun di akhir tahun, kembali disibukkan dengan ritual penilaian kinerja.

Seringkali yang dilupakan oleh para atasan adalah pengelolaan kinerja yang harus dilakukan sepanjang tahun, setiap bulan, setiap minggu, bahkan setiap hari. Salah satu aktivitas sederhana namun dalam prakteknya sulit dilakukan atau jarang dilakukan oleh seorang atasan dalam pengelolaan kinerja adalah memberikan umpan balik (feedback).

Umpan balik adalah pandangan seseorang mengenai kinerja orang lain, yang dikomunikasikan pada pelakunya secara informal dan diberikan sewaktu-waktu. Seorang atasan seringkali merasa “Ah gitu saja gak bisa” atau “Aduh, kok gak sesuai harapan saya” Tapi kemudian diam saja, menyimpan dalam hati, berharap si bawahan bisa telepati, membaca pikiran sang atasan lalu menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya.

Continue reading

Please follow and like us:
0

Jurus Jitu Memimpin Karyawan Milenial

Dalam beberapa tahun belakangan ini, isu milenial menjadi isu hangat dalam dunia kerja. Tak dipungkiri, pelan tapi pasti karyawan yang tergolong generasi milenial mulai membanjiri dunia kerja. Jumlah populasi mereka makin bertambah banyak dan mengeser generasi X & Baby Boomers.

Tengoklah di sekeliling tempat anda bekerja,  apakah itu rekan kerja dalam satu tim, atasan, bawahan atau  rekan di unit lain  yang anda sering berkordinasi dan bekerja sama. Bagaimana usia mereka? Penulis yakin mayoritas mereka adalah generasi milenial. Bahkan bisa jadi beberapa direksi perusahaan anda masuk dalam kategori yang disebut juga generasi Y ini.

Seberapa banyak karyawan milenial mendominasi berbeda-beda persentasenya antar perusahaan. Pengalaman penulis berinteraksi  dengan berbagai perusahaan  jumlahnya beragam mulai dari ada  50 – 70% . Berdasarkan prediksi BPS sendiri, 34% Penduduk Indonesia masuk kategori milenial di tahun 2020. Lebih banyak dari generasi X  (20%) dan dan Baby Boomers (13%). Sementara itu, Delloit memprediksi sampai 2030, bisa dipastikan jumlah karyawan milenial akan mencapai angka 75% dari total populasi tenaga kerja.

Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan dalam mengelola karyawan milenial tak terkecuali bagi para pemimpin atau manajer. Para manajer perusahaan dituntut memiliki pendekatan yang berbeda dalam memimpin mereka.  Pola kepemimpinan sangat berperan penting dalam mempertahankan dan mengeluarkan potensi terbaik para milenial. Continue reading

Please follow and like us:
0

Berterimakasihlah

Sore itu Budi terlihat muram. Ia tengah duduk di meja kerjanya sambil memandang laptop dengan wajah lesu. Johan yang saat itu berada di sampingnya segera mendekat karena penasaran apa yang terjadi dengan sahabatnya itu. Akhir-akhir ini wajah Budi memang sering terlihat tak bersemangat.

“Kenapa Bud? Muram kali wajah kau?” tanya Johan mengawali pembicaraan dengan logat Bataknya yang kental. Budi tidak langsung menjawab. Dahinya berkerut dan wajahnya makin muram. “Say thank you doesn’t hurt budget, does it?” hanya itu yang ia ucapkan sambil bergegas meninggalkan Johan yang terbengong-bengong memandangi punggung Budi yang berlalu di hadapannya.

Rupanya Budi sedang kecewa karena seseorang tidak pernah mengucapkan terima kasih atas segala jerih payahnya dalam pekerjaan. Mungkin rekan kerja, atasan, atau bawahannya, hanya Budi yang tahu. Johan jadi termenung, apakah ia pernah lupa mengucapkan terima kasih, atau bahkan ia tidak pernah mengucapkan terima kasih kepada orang-orang di sekelilingnya selama ini.
Continue reading

Please follow and like us:
0

5 Level Kemampuan Mendengarkan, Level Berapa Kemampuanmu?

Pernahkah anda memiliki pengalaman berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang yang memiliki keterampilan mendengar yang buruk (bad listener)? Ucapan anda tidak didengar, apa yang anda sampaikan tidak dipedulikan.

Pasti anda merasakan kondisi yang kurang nyaman bukan? Bahkan bisa capek hati menghadapi bad listener itu.

Keterampilan mendengar merupakan salah satu keterampilan penting dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam berinteraksi dengan orang lain. Pun begitu dalam dunia kerja, keterampilan mendengar sangat dibutuhkan dalam berbagai aktivitas ataupun kegiatan sehari-hari di tempat kerja. Continue reading

Please follow and like us:
0

Seni Mendelegasi

Atasan melimpahkan pekerjaan tanpa support ataupun arahan yang jelas. Pasti itu kondisi yang kurang nyaman bukan?

Saat Anda berada di posisi leader, bawahan Anda mengharapkan support dan motivasi, serta delegasi pekerjaan dengan clear. Untuk itu, penulis akan membahas menyoal seni mendelegasi dengan efektif.

Menjadi pemimpin dalam suatu unit kerja bukan berarti Anda mengerjakan semuanya A sampai Z. Seiring dengan meningkatnya lingkup pekerjaan dan jabatan karir, Anda tidak akan mampu lagi untuk mengerjakan semua tugas seorang diri. Walaupun tidak semua pekerjaan atasan dapat didelegasikan.

Continue reading

Please follow and like us:
0

5 Kunci Mengelola Karyawan Millenials

alexis-brown-85793-unsplash

Millenials (generasi kelahiran 1980-2000) siap mendominasi angkatan kerja di Indonesia. Berdasarkan pehitungan BPS, Diprediksi pada tahun 2020, usia produktif  (15-64 tahun) yang masuk kategori  Millenials akan berjumlah > 50% dari seluruh  usia produktif yang ada.

Tidak sedikit perusahaan yang jumlah karyawan Millenials-nya melebihi jumlah karyawan dari generasi lain. Bahkan ada sebuah perusahaan yang memiliki karyawan millenials sebesar 75% dari seluruh total karyawan yang dimiliki.

Fenomena di atas harus disikapi dengan bijak oleh perusahaan. Millenials memiliki perbedaan karakteristik dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya.

Continue reading

Please follow and like us:
0