How to Give Effective Feedback

Dalam kelas daring- effective supervisory management, penulis terlibat diskusi seru dengan seorang peserta. Setelah belajar tentang bagaimana seorang pemimpin harus memberikan umpan balik atas kinerja bawahan, peserta merasakan manfaat luar biasa dari teknik yang sederhana dan mudah dilakukan ini.

Diskusi semakin menarik ketika dirinya curhat kalau atasannya jarang memberikan umpan balik terhadap hasil kerjanya. Dirinya merasa kecewa. Dengan mengalir, dia bercerita bahwa perilaku bosnya tersebut membuatnya merasa tidak dipedulikan dan hasil kerjanya terasa sia-sia. Dampak yang terjadi, tidak ada motivasi untuk mencapai kinerja yang lebih baik.

Dari pengalaman penulis mengajar dan berinteraksi dengan para manajer perusahaan, tidak sedikit menemukan manajer yang perilakunya mirip dengan cerita di atas. Entah dengan dalih tidak ada waktu atau karena tidak sadar akan perannya, para manajer rela mengorbankan kesempatan berharga untuk memberikan umpan balik. Penulis pernah mendapat komentar dari seorang manajer yang kira-kira seperti ini, “Kerjaan kita sudah banyak pak, bawahan saya juga banyak. Habis waktu saya kalau untuk memberikan umpan balik.”

Continue reading

Please follow and like us:
0

Human Capital National Conference 2017

Alhamdulillah well done!

Rabu, 6 September 2017, manggung bareng Ibu Swandajani Gunadi, Director – Chief of HC Mgt & CREM Officer – CPM Network & Chief of Marketing Officer  – PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk. membawakan tema “Tantangan mempertahankan milenial: Apa yang membuat mereka tertarik dan tinggal?” di Human Capital National Conference (HCNC) 2017 “Reinventing Human Capital Practices for Indonesian Millennials” yang diselenggarakan oleh PPM Manajemen di hotel Borobudur, Jakarta pada 6-7 September 2017.

Ingin tahu ringkasan materinya? Klik aja tulisan saya yang berjudul Mempertahankan Karyawan MiIlennial.Selamat membaca!

Please follow and like us:
0

Bagaimana Mempertahankan Karyawan Millennial

millennialsGenerasi millennial, masih menjadi salah satu trending topic dalam dunia kerja. Bukan tanpa sebab, banyak perusahaan kini didominasi oleh generasi millennial atau biasa disebut generasi Y (Gen Y). Dengan perbedaan karakteristik dan ekspektasi yang dimiliki dibandingkan dengan generasi sebelumnya, kehadiran generasi kelahiran tahun 1980-2000 ini dalam dunia kerja, menjadi tantangan tersendiri bagi organisasi.

Adalah William Strauss dan Neil Howe yang memperkenalkan istilah generasi millennial pada tahun 1987. Generasi ini banyak menghabiskan waktu dan berkembang pada milenium baru (tahun 2000). Generasi millennial pada umumnya ditandai dengan peningkatan penggunaan dan kelekatan dengan teknologi komunikasi, media sosial, dan dunia digital. Sejumlah streotip negatif dilekatkan pada generasi ini, seperti ‘kutu loncat,’ ‘kurang ajar’ (tidak tahu sopan santun), narsis, gila gadget, mementingkan diri sendiri, dan
tidak fokus.

Sejalan dengan perkembangan pemahaman terhadap generasi ini, kini tak sedikit dari para pimpinan perusahaan yang mulai memiliki pandangan positif terhadap generasi millennial. Generasi imajinatif, kreatif, inovatif, kolaboratif dan berorientasi pada hasil kerja. Dengan kenyataan bahwa generasi millennial menjadi generasi yang dominan dalam dunia kerja dan akan memimpin perusahaan di masa yang akan datang, perusahaan mulai berlomba-lomba menarik (attract) dan mempertahankan (retain) talent-talent terbaik dari generasi ini.
Continue reading

Please follow and like us:
0