Leader as Coach

leader as coachDalam dua dekade terakhir, dunia mengalami perubahan drastis. Dampaknya terasa pada segala aspek kehidupan, tak terkecuali dunia usaha. Dunia usaha menghadapi berbagai tantangan yang dinamis, cepat, kompleks dan sukar diprediksi.

Beberapa faktor pemicu perubahan adalah percepatan globalisasi, instabilitas kondisi perekonomian global, pesatnya kemajuan teknologi, dan perubahan demografi. Medan permainan berubah total. Hal itu memorak-porandakan tatanan bisnis yang sudah mapan. Namun, di sisi lain itu memberikan kesempatan besar bagi mereka yang siap menangkap peluang yang ada.

Menghadapi tantangan, perusahaan dituntut berpikir kreatif dan bekerja keras untuk tetap bisa bertahan dan bertumbuh dalam lingkungan bisnis yang seperti roller coaster ini. Salah satu area yang perlu menjadi perhatian khusus adalah leadership capability.

Inisiatif perubahan apa pun yang dibuat perusahaan, ujungnya adalah eksekusi. Berapa banyak perusahaan gagal merencanakan, tetapi lebih banyak lagi yang gagal dalam eksekusi. Kapasitas pemimpin bisa menjadi faktor pengungkit atau penghambat eksekusi tersebut.

Dewasa ini diperlukan variasi model kepemimpinan yang berbeda dari sebelumnya. Pemimpin yang memberikan pengaruh dengan pendekatan perintah, instruksi, mengancam, menyalahkan dan manakuti-nakuti sudah tidak relevan. Saat ini diperlukan model kepemimpinanan baru yang lebih mendorong, memampukan, memberdayakan, membangun komitmen dan berorientasi pada solusi.

Sebagaimana kata Socrates: “Saya tak sanggup mengajari orang tentang sesuatu. Saya hanya mendorong mereka untuk berpikir.” juga kata Peter Drucker: “The Manager of the past knew how to tell. The manager of the future knows how to ask.”

Salah satu peran yang dapat diambil oleh pemimpin adalah peran sebagai coach. Meskipun istilah ini sangat melekat kepada pelatih olahraga, coaching sudah diterapkan di dunia bisnis. Sudah banyak perusahaan besar dunia memiliki program coaching untuk meningkatkan kinerja karyawannya. Dalam menjalankan program tersebut, mereka mempersiapkan banyak professional coach baik yang berasal dari internal maupun eksternal.

Menurut Emerson & Loeher, coaching adalah Komunikasi dua arah, yakni manajer mengajukan pertanyaan dengan tujuan membantu bawahan menemukan cara meningkatkan efektifitas diri mereka sendiri dan organisasi. Prinsip utama dalam coaching adalah pembelajaran yang diarahkan oleh diri sendiri (Wilson, 2011)

Membangun Trust

Salah satu elemen penting dalam hubungan atasan-bawahan adalah adanya trust. Indikator sederhana sebuah hubungan terikat rasa saling percaya ditandai dengan komunikasi dua arah yang berimbang, terbuka, transparan dan saling menghargai.

Dalam coaching, coach mendorong coachee untuk terbuka. Coachee bebas menyampaikan pemikiran dan mengungkapkan perasaan tanpa khawatir dan takut. Coach tanpa ragu mendengar dan menghargai pandangan dan perasaan coachee. Dari sini trust terbangun.

Membangun komitmen dan percaya diri

Dalam coaching, coach selalu memastikan agenda adalah selalu milik coachee. seratus persen inisiatif atau tindakan coachee untuk mengarahkan diri mereka sendiri. Coach yakin bahwa coachee mampu. Komitmen dan kepercayaan diri coachee pun tumbuh. Percaya diri bahwa kita mampu adalah faktor kunci mencapai sesuatu.

Memberdayakan

Coach memprovokasi dan menantang coachee untuk berbuat lebih baik. Coach membantu coachee untuk menghilangkan pola pikir dan sikap yang menghambat kemajuan. Apakah itu keragu-raguan, ketidakpercayaan diri, kekhawatiran, signifikansi, berpuas diri ataupun keterlenaan dalam zona nyaman.

Coach bertugas membantu coachee melihat situasi menjadi lebih jelas. Kemudian mendorong coachee menemukan cara sendiri bagi peningkatan efektifitas diri dan organisasi.

Berorientasi pada solusi

Coaching beranjak pada masa kini dan masa yang akan datang bukan masa lalu. Coach selalu punya semangat solusi. Setiap situasi atau permasalahan yang dihadapi pasti ada jalan keluar. Dalam coaching, kesalahan adalah pembelajaran. Fokus pada kesalahan membuat masalah makin membesar. Fokus pada solusi membuat masalah tertangani dan coachee belajar banyak hal yang makin meningkatkan efektifitas dirinya di masa yang akan datang.

Jadi, siapkah Anda menjadi coach?

*Tulisan dimuat di Sindo Weekly No. 47 Tahun V, 23-29 Januari 2017 hlm. 82.

Please follow and like us:
0

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *