“Alhamdulillah, 3 kali promosi kurang dari 6 tahun, Pak!”. Dengan penuh bahagia, kalimat itu keluar dari mulut Doni, salah seorang klien coaching saya. Doni bekerja di salah satu perusahaan energi dan tambang batu bara terbesar di Indonesia. Kebetulan perusahaan di mana saya bekerja punya kesempatan untuk mengembangkan pemimpin-pemimpin berbakat dari perusahaan di mana Doni bekerja melalui program MDP (Management Development Program). Sesi coaching salah satu bentuk program yang harus diikuti oleh setiap peserta program. Dan saya salah satu orang beruntung yang terlibat dalam program ini sebagai coach.
Doni bercerita bahwa dirinya belum lama ini dipromosikan kembali. Doni sangat senang dengan karirnya sejauh ini. Di usia tergolong muda, Doni tidak menyangka bisa secepat ini meraih posisi manager di perusahaannya.
Pengalaman mengajar dan berinteraksi dengan para manajer perusahaan, saya menemukan banyak para profesional yang mengalami peningkatan karir begitu drastis. Dahsyat cepat sekali menanjaknya. Tidak sedikit yang karirnya moncer bahkan lebih cepat dari yang Doni alami.
Saya coba menggali apa yang Doni lakukan hingga punya karir secemerlang itu. Doni nampak kebingungan menjawabnya. Bukan karena sulitnya pertanyaan yang saya ajukan. Cukup lama dia berfikir. Bola matanya menatap langit ruangan seolah sedang memanggil kembali memori tindakan2 yang pernah dia lakukan.
Saya yakin banyak hal yang sudah Doni lakukan sejauh ini sebagai pemimpin. Tapi sepertinya Doni sedang mencari sesuatu yang paling dahsyat berpengaruh terhadap perkembangan karirnya.
Senyumnya mulai mengembang, bola matanya berbinar, menunjukkan jawaban yang dicari muncul. Dengan penuh antusias Doni menjelaskan, “Saya tidak terlalu tahu faktor apa yang membuat karir saya begitu bagus, tapi satu hal yang saya yakini dan konsisten dilakukan adalah saya berusaha keras mengembangkan bawahan saya. Ketika kesempatan promosi datang, saya tangkap peluang itu dengan cepat. Saya tidak hanya menunjukkan kalau saya kompeten. Tapi saya bisa memberikan jaminan kepada perusahaan dan atasan bahwa posisi yang saya tinggalkan akan langsung bisa diisi oleh orang yang kompeten juga, yaitu bawahan yang telah saya kembangkan. Ini memberikan ketenangan bagi perusahaan dan atasan saya. Mereka rela melepas saya.”
Saya tertegun mendengarnya. Apa yang dilakukan Doni sebenarnya sederhana, namun bisa memberikan hasil yang luar biasa. Sebagai pemimpin, keharusan mengembangkan bawahan bukanlah konsep baru. Coba Anda beli sebuah buku apa pun yg membahas tentang kepemimpinan, saya yakin Anda akan menemukan nasihat-nasihat tentang keharusan mengembangkan bawahan.
“Ketika kesempatan promosi datang, saya tangkap peluang itu dengan cepat. Saya tidak hanya menunjukkan kalau saya kompeten. Tapi saya bisa memberikan jaminan kepada perusahaan dan atasan bahwa posisi yang saya tinggalkan akan langsung bisa diisi oleh orang yang kompeten juga, yaitu bawahan yang telah saya kembangkan. Ini memberikan ketenangan bagi perusahaan dan atasan saya. Mereka rela melepas saya.”
Namun, berapa banyak para manajer perusahaan yang secara sadar dan konsisten melalukan sebagaimana Doni lakukan? Dalam kelas leadership, tak jarang saya mendapat curhat dari peserta tentang bagaimana peran atasan yang jarang mengembangkan bawahannya. Banyak dari atasan yang bermental “pecundang”. Pikiran mereka sempit dan negatif dalam mengembangkan bawahan.
Beberapa dari mereka sangat khawatir jika anak buahnya lebih hebat maka akan menyalip karirnya. Sebagian lagi merasa takut jika bawahannya berkembang dan akhirnya dipromosikan, maka akan menyisakan kesengsaraan karena harus mengajari dari nol kembali orang baru.
Tak sedikit dari mereka menahan bawahannya untuk mengikuti program pelatihan dan pengembangan lantaran itu akan menyiksa dirinya karena tumpukan tugas menjadi beban kerjaaannya. Mereka mengidap myopia (pandangan dangkal). Orientasi mereka sangat jangka pendek dan individual. Mereka lupa kepentingan jangka panjang dan organisasi.
Untuk para manajer bermental seperti di atas, berikut sedikit nasihat yang bisa direnungkan :
Pertama, Ketika Anda mengembangkan bawahan hingga menjadi hebat lalu dipromosikan. Percayalah, bahwa dia tidak sedikitpun sedang mengambil rizki Anda. Dia hanya sedang menjemput rizkinya sendiri.
Mungkin sering Anda berfikir perkembangan dan kesuksesan mereka menghambat karir Anda. Tapi percayalah, tidak seorang pun yang bisa menghambat karir Anda selain Anda sendiri. Dan tiada yang bisa menghalangi rezeki Anda kecuali Anda sendiri. Dan kita tahu bahwa rizki termasuk karir merupakan semata-mata urusan-Nya.
Kedua, Bukankah lebih baik Anda memiliki 1000 bintang bersinar indah di mana-mana dari pada hanya satu bintang redup di bawah ketiak Anda.
Anda layak berbangga kalau Anda memiliki banyak mantan bawahan yg karirnya meroket dan tersebar di mana-mana. Apalagi mereka berkembang berkat salah satu upaya sadar dan konsisten Anda dalam mengembangkannya. Bintang-bintang yang bersinar itu akan punya lebih banyak manfaat untuk Anda di masa depan dari pada bawahan yang tidak maju karirnya karena Anda tahan.
Ketiga, Kehebatan seorang pemimpin bukan hanya diukur dari seberapa banyak dia menciptakan pengikut, tapi seberapa banyak dia menciptakan pemimpin-pemimpin baru. Begitulah nasihat Tom Peters, salah satu guru kepemimpinan. Jadi Anda patut berbangga karena Anda pemimpin berhasil.
Kesuksesan Anda dalam menciptakan pemimpin-pemimpin baru itu pertanda bahwa Anda memiliki kompetensi “developing others” yang tinggi. Sepengalaman saya mendesain model kompetensi perusahaan dan leadership development program, kompetensi tersebut selalu menjadi salah satu prasyarat yang harus dimiliki seorang leader. Dan Anda harus bersyukur karena telah memilikinya.
Perkara ada 1 atau 2 bawahan Anda yang menyalip karir Anda, please tidak perlu baper. Anggap saja hukum alam, pasti ada orang-orang yg lebih hebat dan pantas melangkahi karir Anda. Kalaupun Anda merasa orang tersebut belum selayak Anda dan tidak seharusnya mendahului karir Anda. Tenangkan diri Anda. Begitulah nasib, kadang di luar nalar matematika kita sebagai manusia.
Tapi yakinilah, pada akhirnya jeri payah Anda mengembangkan bawahan secara serius dan konsisten akan berdampak positif pada karir Anda. Saya belum pernah melihat dan mendengar kisah seorang pemimpin yang karirnya mandek hanya karena memiliki komitmen tinggi terhadap pengembangan bawahan. Yang ada adalah karir mereka akan terus meroket.
Mereka siap bertindak baik sebagai trainer, coach dan mentor bagi bawahannya. Mereka memandang kesuksesan bawahan adalah kesuksesan bagi dirinya. Karena kesuksesan bawahan akan mendorong kesuksesan mereka. Seperti energi semburan gas yang terus membawa roket terbang meninggi. Ingatlah, semakin mengembangkan, Anda akan terkembang. Semakin menahan, Anda akan tertahan.
Terima kasih Doni atas pelajaran penting yang anda berikan dalam interaksi singkat kita. Pada saat itu memang status saya sebagai coach Anda, tapi secara tidak langsung saya juga berperan sebagai murid Anda. Sukses selalu buat Anda 🙂
keren