Umpan Balik untuk Continuous Improvement

Dalam sistem manajemen kinerja yang umum, di awal tahun, setiap kepala divisi, kepala departemen, manajer, supervisor sibuk menetapkan standar kinerja atau target yang harus dicapai unit kerjanya di tahun tersebut. Begitu pun di akhir tahun, kembali disibukkan dengan ritual penilaian kinerja.

Seringkali yang dilupakan oleh para atasan adalah pengelolaan kinerja yang harus dilakukan sepanjang tahun, setiap bulan, setiap minggu, bahkan setiap hari. Salah satu aktivitas sederhana namun dalam prakteknya sulit dilakukan atau jarang dilakukan oleh seorang atasan dalam pengelolaan kinerja adalah memberikan umpan balik (feedback).

Umpan balik adalah pandangan seseorang mengenai kinerja orang lain, yang dikomunikasikan pada pelakunya secara informal dan diberikan sewaktu-waktu. Seorang atasan seringkali merasa “Ah gitu saja gak bisa” atau “Aduh, kok gak sesuai harapan saya” Tapi kemudian diam saja, menyimpan dalam hati, berharap si bawahan bisa telepati, membaca pikiran sang atasan lalu menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya.

Continue reading

Please follow and like us:
0

Apa Resolusimu di Tahun 2019?

Banyak orang menjadikan awal tahun sebagai tonggak untuk melakukan perubahan. Mumpung masih di awal tahun, belum terlambat untuk menetapkan harapan-harapan baik yang ingin dicapai.

Saya pribadi termasuk orang yang suka membuat resolusi di awal tahun. Biasanya saya suka berdiskusi dengan istri apa yang ingin saya dan keluarga capai dalam setahun.

Kebanyakan dari kita tidak mau membuat resolusi karena takut bermimpi. Mereka meyakini bahwa impian-impian itu tidak mungkin tercapai.

Sering kali mereka terlalu fokus pada bagaimana cara mencapainya ketimbang membebaskan pikirannya menemukan impiannya.

Akibatnya tidak sedikit dari mereka yang sudah mengubur impiannya dalam-dalam. Membayangkannya pun tidak apalagi menjemputnya.

Continue reading

Please follow and like us:
0

Jurus Jitu Memimpin Karyawan Milenial

Dalam beberapa tahun belakangan ini, isu milenial menjadi isu hangat dalam dunia kerja. Tak dipungkiri, pelan tapi pasti karyawan yang tergolong generasi milenial mulai membanjiri dunia kerja. Jumlah populasi mereka makin bertambah banyak dan mengeser generasi X & Baby Boomers.

Tengoklah di sekeliling tempat anda bekerja,  apakah itu rekan kerja dalam satu tim, atasan, bawahan atau  rekan di unit lain  yang anda sering berkordinasi dan bekerja sama. Bagaimana usia mereka? Penulis yakin mayoritas mereka adalah generasi milenial. Bahkan bisa jadi beberapa direksi perusahaan anda masuk dalam kategori yang disebut juga generasi Y ini.

Seberapa banyak karyawan milenial mendominasi berbeda-beda persentasenya antar perusahaan. Pengalaman penulis berinteraksi  dengan berbagai perusahaan  jumlahnya beragam mulai dari ada  50 – 70% . Berdasarkan prediksi BPS sendiri, 34% Penduduk Indonesia masuk kategori milenial di tahun 2020. Lebih banyak dari generasi X  (20%) dan dan Baby Boomers (13%). Sementara itu, Delloit memprediksi sampai 2030, bisa dipastikan jumlah karyawan milenial akan mencapai angka 75% dari total populasi tenaga kerja.

Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan dalam mengelola karyawan milenial tak terkecuali bagi para pemimpin atau manajer. Para manajer perusahaan dituntut memiliki pendekatan yang berbeda dalam memimpin mereka.  Pola kepemimpinan sangat berperan penting dalam mempertahankan dan mengeluarkan potensi terbaik para milenial. Continue reading

Please follow and like us:
0